Jumat, 03 Februari 2017

BAB II

Bab 2
Konsep Dan Teori Timeline, Trendlines, Waterfall
2.1 Timeline
Timeline adalah bagan yang menggambarkan bagaimana seperangkat sumber daya yang digunakan dari waktu ke waktu. Jika Anda mengelola sebuah proyek perangkat lunak dan ingin menggambarkan siapa yang melakukan apa dan kapan, atau jika Anda mengatur sebuah konferensi dan perlu menjadwalkan ruang rapat, garis waktu sering merupakan pilihan visualisasi yang wajar. Salah satu jenis populer Timeline adalah grafik Gantt atau biasa kita sebut Gantt Chart.
2.1.1 Gantt Chart
Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.

Gantt chart adalah metode sederhana dan powerful yang sering digunakan dalam merencanakan dan memonitor project atau aktivitas. Bentuknya yang sederhana dan mudah dimengerti membuat Gantt Chart menjadi salah satu metode favorit yang paling banyak digunakan saat ini. Gantt Chart menggambarkan sebuah project / aktivitas dengan grafik batang yang terintegrasi dengan waktu kapan aktivitas tersebut di mulai dan kapan aktivitas akab berakhir. Ini adalah metode / alat yang sangat mudah jika Anda ingin melihat perkembangan project / aktivitas yang sedang direncanakan / berjalan. Meskipun kini Gantt Chart dianggap sebagai metode yang umum, namun ketika pertama kali diperkenalkan Gantt chart dianggap sebagai salah satu metode yang revolusioner. Metode ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 1896 oleh Karol Adamiecki yang menyebut metode ini sebagai harmonogram. Ia baru mempublikasikan metode ini dalam bahasa Polandia pada tahun 1931. Metode ini akhirnya dinamakan dengn Gantt Chart – yang diambil dari nama Henry Gantt (1861–1919) yang mengembangkannya pada tahun 1910–1915. Gantt Chart pertama kali digunakan secara besar besaran pada perang dunia I atas inisiatif Jendral William Crozier (1855-1942).

Beberapa praktisi mengatakan bahwa Gantt Chart hanya cocok digunakan untuk proyek proyek dengan skala kecil hingga menengah. Untuk proyek besar dengan aktivitas yang kompleks maka agak sulit untuk menampilkan semuanya dalam sebuah Gantt Chart. Apalagi Gantt Chart hanya berfokus pada sisi manajemen saja yaitu: waktu, biaya dan project scope. Sehingga pada beberapa kasus jumlah aktivitas tidak selalu merefleksikan besarnya proyek yang dikerjakan.

Adapun beberapa keuntungan Gantt Chart ,meliputi sederhana, mudah dibuat dan dipahami sehingga bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan dan dapat digabungkan dengan metode lain. Sedangkan kekurangan Gantt Chart meliputi sulit mengadakan perbaikan/pembaharuan bila diperlukan dan tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain.

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di kalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.

Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry,2006) :
·         Semua kegiatan telah direncakan.
·         Urutan kinerja telah diperhitungkan.
·         Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat.
·         Keseluruhan waktu proyek telah dibuat.

Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek dengan jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan beberapa kendala proyek. Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.

Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek, mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.

Karakteristik Gantt Chart

·         Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub-sub tugas dari proyek.

·         Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semakin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.

·         Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt Chart

·         Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.

·         Gantt Chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk penjadwalan proyek yang rumit.

·         Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.

·         Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.

·         Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kelemahan Gantt Chart

·         Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.

·         Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.

·         Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

Cara Membuat Gantt Chart
Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya.

·         Mengidentifikasikan Tugas
Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart. Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas. Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).

·         Menggambarkan Sumbu Horizontal
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).

·         Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.

·         Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart. Menggunakan Gantt Chart Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.

Menggunakan Gantt Chart
1.      Saat proyek sedang berlangsung, isikan gambar intan (Diamond) ataupun grafik batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.

2.      Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana proyek sedang berlangsung.

Contoh Gantt Chart
Figure 2.1:

Figure2.2:

Contoh kasus yang menggunakan Gantt Chart :



Kolom pertama adalah stage bahwa item tertentu jatuh ke dalam ada tunda achiever panduan proyek perbaikan misal mulai out. Tugas dan target kolom terkait, dimana target adalah ukuran yang digunakan untuk menunjukkan bahwa tugas tersebut telah disampaikan. Misalnya, tugas 'Studi Kelayakan dan target terkait ', Studi kelayakan dianalisis dan ditandatangani oleh dewan eksekutif .

Kolom sumber daya, mungkin orang dan / atau keuangan yang diperlukan untuk memberikan tugas.Terhadap tugas-tugas ini direncanakan tanggal mulai dan selesai tanggal tugas diwakili oleh panah. Ini tidak menunjukkan berapa lama tugas akan mengambil tetapi hanya membantu untuk mengidentifikasi apakah pengiriman itu berada di trek. Jatuh di belakang jadwal dapat diwakili oleh panah merah tambahan. Sebuah tugas selesai lebih cepat dari jadwal dapat diwakili dengan membuat panah hijau.

Tujuan keseluruhan adalah bahwa individu dalam proyek bisa mendapatkan gambaran visual cepat bagaimana tugas utama dalam proyek maju. Grafik ini dapat digunakan sendiri untuk proyek-proyek sederhana atau untuk proyek-proyek yang lebih kompleks dapat dibantu dengan lebih proyek rinci rencana misal rencana dikembangkan di Microsoft Excel atau Microsoft Project.
2.2 Trendlines
Trendline merupakan alat yang sangat lazim digunakan dalam analisis teknikal. Bahkan perannya sangat penting, karena strategi trading yang paling baik itu adalah trading yang mengikuti tren pergerakan harga. Jika kita bisa menggambar Trendline dengan tepat, maka garis tersebut bisa sama akuratnya dengan metode trading yang lain.

GARIS TREND (TRENDLINE) Seperti yang kita ketahui bahwa pergerakan harga, baik itu saham, mata uang, ataupun komoditas tidaklah selalu bergerak naik terus-menerus ataupun turun terus-menerus, melainkan bergerak naik-turun secara berulang-ulang sehingga akan menyerupai gerakan zig-zag. Di dalam pergerakan yang zig-zag tersebut pastilah akan kita temui berbagai puncak top/high) dan lembah/dasar (low) yang tinggi dan rendahnya berbeda-beda.

Pada bullish trend (uptrend/naik) misalnya, puncak dan lembah yang ada seharusnya semakin lama akan semakin tinggi. Begitupula dengan bearish trend (downdtrend/turun), puncak dan lembah yang terbentuk harusnya semakin lama akan semakin rendah. Sedangkan pada keadaan sideways (trendless/menyamping) puncak dan lembah yang terbentuk relatif akan sama tinggi dan rendahnya.

1.      Tren naik (Uptrend) Sederhana saja: tren naik (Uptrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak naik. Tapi tetap ada prasyarat untuk menentukan bahwa pasar berada dalam uptrend.


Prasyarat uptrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin tinggi dan TROUGH (lembah) yang juga semakin tinggi. Karena ada kata “sederetan”, maka mestinya ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN TINGGI.

Tren turun (Downtrend) tidak perlu rumit-rumit: tren turun (Downtrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak turun. Tapi sebagaimana uptrend, ada prasyaratnya juga. 



Prasyarat downtrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin lembah dan TROUGH (lembah) yang juga semakin rendah. Karena ada kata “sederetan”, maka harus ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN RENDAH.

Datar (Sideways) Sideway itu artinya pergerakannya bukan uptrend dan bukan downtrend. Tetap ada naik dan turun tapi hanya terbatas di range tertentu. Dengan kata lain, harus ada pada uptrend maupun downtrend tidak bisa kita temukan. 

Untuk bisa menggambar Trendline dengan baik, tentu harus dikenali dulu tren-nya. Pada keadaan uptrend, gambar Trendline dengan menghubungkan minimal dua titik lembah (trough). Sedangkan pada keadaan downtrend, gambarlah Trendline dengan menghubungkan minimal dua titik puncak (peak).

(Up Trendline)


Gambar di atas merupakan sebuah up Trendline yang ditarik menghubungkan dua titik lembah. Pada saat ini, Trendline tersebut berperan sebagai support. Tembusnya Trendline tersebut merupakan sinyal awal bahwa up trend kemungkinan akan berakhir.

Gambar di bawah ini merupakan Trendline yang ditarik pada saat downtrend. Di sini Trendline berfungsi sebagai resistance. Tembusnya Trendline tersebut kemungkinan merupakan indikasi bahwa downtrend akan berakhir.

(Down Trendline)

Untuk Sideway gambarlah dua garis horizontal yang sebisa mungkin masing-masing menghubngkan minimal dua puncak / lembah.

Di bawah ini adalah contoh penggambaran Trendline:
(Trendline)

Dari contoh gambar di atas kita bisa lihat bahwa dalam pergerakan harga bisa terjadi beberapa kali perubahan tren. Perhatikan bahwa secara umum, gambar di atas memperlihatkan tren naik yang kita sebut sebagai major trend.

Menggambar Garis Trend (Trendline) Garis trend atau trendline adalah garis yang dapat menunjukkan kecenderungan arah harga dan berfungsi sebagai panduan untuk menentukan arah trend. Trendline dapat dibentuk dengan cara menghubungkan titik-titik tertentu pada riwayat pergerakan harga dalam charts. Titik-titik yang dapat dijadikan acuan pembentukan trendline tidak lain dan tidak bukan adalah titik-titik harga tertinggi (high) dan terendah (low) yang tercipta pada pergerakan harga.

Pembentukan bullish trendline dapat dilakukan dengan cara menghubungkan titik nilai harga terendah pada lembah-lembah yang terbentuk (titik L1 – L3 pada gambar 7). Sedangkan pembentukan bearish trendline dapat dilakukan dengan menghubungkan titik nilai harga tertinggi pada harga puncak-puncak yang terbentuk (H1 – H3 pada gambar 8).
Ingat, yang menjadi poin pada penarikan trendline adalah “puncak-puncak” dan “lembah-lembah” yang terbentuk. Bullish trendline menggunakan titik harga pada lembah-lembah yang terbentuk sedangkan bearish trendline menggunakan titik harga pada puncak-puncak yang terbentuk.

Pembentukan trendline tak hanya bisa dilakukan pada trend bullish dan trend bearish, melainkan bisa pula dilakukan pada trend sideways, yaitu dengan menghubungkan titik nilai tertinggi pada puncak-puncak yang terbentuk (untuk garis atas), serta menghubungkan titik nilai terendah pada lembah-lembah yang terbentuk (untuk garis bawah). Seperti gambar di bawah ini:
Pada nantinya, setiap garis trend yang Anda tarik akan cenderung diuji terus menerus oleh harga sehingga seolah-olah garis-garis tersebut dapat menjadi penahan pergerakan harga. Dengan kata lain, trendline tidaklah berbeda dengan garis psikologis yang akan dibahas pada bab SUPPORT & RESISTANCE.
Ada setidaknya empat hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan trendline ini:
1.      Trendline yang valid menghubungkan paling tidak dua puncak atau lembah, namun untuk mengkonfirmasi trendline itu sendiri kita membutuhkan titik puncak atau lembah ke-tiga.
2.      Semakin miring trendline yang kita gambar, maka tingkat kekuatannya akan semakin berkurang dan akan semakin mudah tembus.
3.      Trendline akan semakin valid jika semakin banyak titik yang dihubungkan olehnya.
4.      Jangan memaksa untuk menggambar trendline yang di-“valid-valid”-kan. Kalau memang tidak mungkin bagi Anda untuk menggambar trendline yang valid, carilah alternatif lain. Intinya: jangan dipaksakan harus menggambar trendline, sebab yang lebih penting adalah mengidentifikasi tren itu sendiri.

Channel merupakan salah satu alat dalam melakukan analisis yang merupakan pengembangan dari Trendline. Cara menggambarnya juga cukup sederhana: Anda tinggal “menduplikasi” Trendline yang telah Anda buat. Langkahnya, pertama kali kita gambar terlebih dahulu Trendline sesuai dengan arah trennya.
Lalu, tariklah garis yang sejajar dengan Trendline tersebut. Garis ke dua ini “diproyeksikan” sehingga menghubungkan titik-titik puncaknya. Sama halnya dengan Trendline, garis ini minimal harus menghubungkan dua puncak. Jadilah sebuah UP CHANNEL atau juga sering disebut sebagai ASCENDING CHANNEL.
(Bullish channel )

Sedangkan untuk menggambar sebuah DOWN CHANNEL; atau sering disebut sebagai DESCENDING CHANNEL; sama sederhananya dengan menggambar bullish channel. Pertama, gambar dulu Trendline yang menghubungkan minimal dua puncak. Lalu buat garis yang sejajar dengan Trendline tersebut menghubungkan minimal dua lembah.
Di bawah ini adalah contoh down channel.

(Bearish Channel)

Meskipun sederhana, channel ini sangat berguna. Channel ini nantinya bisa kita manfaatkan untuk memperkirakan area buy atau sell. Kedua garis channel berfungsi sebagai support dan resistance. Garis yang berada di atas berfungsi sebagai resistance, sedangkan garis yang di bawah berfungsi sebagai support. Untuk lebih mudah dalam penyebutannya, kita sebut saja kedua garis tersebut sebagai garis support dan garis resistance.

Ketika harga berada di area garis support, maka Anda bisa mencoba untuk mencari konfirmasi berupa sinyal bullish untuk melakukan buy, dengan target di garis resistance. Waspadalah jika harga tembus ke bawah garis support. Jika hal itu terjadi, ada baiknya untuk mempertimbangkan untuk melepas/menutup transaksi tersebut. Tentu saja ini nanti juga harus melihat perkembangan situasi pasar. Mengenai hal ini akan kita bahas nanti, di topik yang lebih lanjut. Tetap ikuti modul edukasi ini.

Begitu pula ketika harga berada di area garis resistance. Pada saat itu Anda bisa mencoba untuk mencari konfirmasi sinyal bearish untuk melakukan sell dengan target di garis support. Tentu saja Anda harus waspada jika garis resistance tembus setelah Anda melakukan sell.

Sideways Channel

Ada kalanya harga bergerak sideways, sehingga Anda tidak bisa menggambar up channel atau down channel dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, kita bisa menggambar channel yang mendatar. Kita sebut channel seperti ini sebagai sideways channel atau ranging channel.
(Sideways Channel)
Di bawah ini adalah contoh grafik yang menyajikan ketiga jenis channel yang telah kita bahas, yaitu up channel, down channel dan sideways channel.
(Channels)
2.3 Waterfall
Waterfall apabila diartikan secara literature berarti air terjun. Namun demikian, bagi ilmu komputer dan juga teknologi informasi, waterfall merupakan salah satu jenis metode yang digunakan dalam melakukan sebuah pengembangan sistem. Metode pengembangan sistem sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses mengembangkan dan juga mengubah suatu sistem perangkat lunak atau software dengan menggunakan teknik teknik tertentu.

Pengembangan sistem dan juga perangkat lunak dari sebuah software komputer dilakukan secara sekuensial dan juga saling berurutan. Pada model pengembangan sistem metode waterfall, sebuah pengembangan sistem dilakukan berdasarkan urutan analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan berakhir pada tahap supporting. Disebut sebagai metode waterfall dikarenakan tahapan dan juga urutan dari metode yang dilakukan merupakan jenis metode yang berurutan dan berkelanjutan, seperti layaknya sebuah air terjun.

Tahapan pada Metode Waterfall Ada 5 tahapan yang harus dilewati oleh sebuah sistem dalam pengembangannya apabila menggunakan implementasi dari metode pengembangan waterfall. Berikut ini adalah kelima tahapan yang harus dilewati oleh pengembangan sistem tersebut:

1.      Tahapan Analisis Tahapan analisis mengacu pada fenomena dan juga permasalahan yang terjadi, dan mengapa sebuah aplikasi sangat penting untuk dibuat dalam mengatasi masalah atau fenomena tersebut. Kemampuan analisis tidak tidak hanya dibebankan pada programmer saja, namun bisa juga dibebankan pada ahli ekonomi dan juga sosial politik.

2.      Tahapan Desain Tahapan berikutnya adalah pembuatan desain dari sebuah sistem. Dalam tahapan ini, tidak hanya desain interface sistemnya saja yang dkembangkan, namun juga dikembangkan desain dari alur sistem tersebut, hingga bagaimana satu sistem tersebut bisa bekerja, mulai dari tampilan awal, fungsi-fungsi tombol, hingga ioutput yang akan dihasilkan nantinya. Sponsors Link

3.      Tahapan Pengkodean Pengkodean merupakan tahapan yang wajib dilakukan oleh mereka yang mengerti bahasa pemrograman, Untuk menjalankan desain sistem yang sudah dibuat, maka kemudian kode dan juga script akan dimasukkan ke dalam desain sistem tersebut, sehingga nantinya desain dari sistem tersebut bisa berjalan dengan lancar dan juga baik.

4.      Tahapan Pengujian Setelah sistem selesai dilakukan pengkodean, maka sistem tersebut akan diuji sebelum dilemparkan ke dalam pasaran untuk digunakan oleh user. Dalam pengujian dilihat apakah sistem dapat bekerja dengan baik, tampilan interface sesuai harapan, dan semua fungsinya bisa digunakan dengan baik dan lancar.

5.      Tahapan Supporting Tahapan supporting mengacu pada update – update dari sebuah sistem yang mungkin mengalami kerusakan, perbaikan terhadap sistem yang mengalami corrupt dan kerusakan, serta penambahan fitur – fitur baru pada sistem tersebut. Tahap supporting sangat ditentukan oleh kebutuhan dari user, dan apabila sebuah sistem memiliki support yang baik, maka sistem tersebut akan berkembang dengan sangat baik.

Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Waterfall

Sebagai sebuah metode dalam mengembangkan sistem, tentu saja metode waterfall memiliki beberapa kelemahan dan juga kelebihan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan juga kekurangan dari metode waterfall dalam mengembangkan sistem:
1.                                  Kelebihan

·         Memiliki proses yang urut, mulai dar analisa hingga support
·         Setiap proses memiliiki spesifikasinya sendiri, sehingga sebuah sistem dapat dikembangkan sesuai dengan apa yang dikehendaki (tepat sasaran)
·         Setiap proses tidak dapat saling tumpang tindih.

2.                                  Kekurangan
·         Proses yang dilakukan cenderung panjang dan juga lama
·         Biaya penggunaan metode yang cenderung mahal
·         Membutuhkan banyak riset dan juga penelitian pendukung untuk mengembangkan sistem menggunakan metode waterfall

2.3.1 Waterfall Chart
Waterfall Chart adalah bentuk visualisasi data yang membantu dalam memahami efek kumulatif dari berurutan memperkenalkan nilai-nilai positif atau negatif. Grafik air terjun ini juga dikenal sebagai grafik batu bata terbang atau grafik Mario karena suspensi jelas kolom (batu bata) di udara. Sering di bidang keuangan, maka akan disebut sebagai jembatan. grafik air terjun yang dipopulerkan oleh perusahaan konsultan strategis McKinsey & Company dalam presentasi untuk klien. Waterfall Chart biasanya digunakan untuk memahami bagaimana nilai awal dipengaruhi oleh serangkaian nilai-nilai positif atau negatif menengah. Biasanya nilai awal dan akhir yang diwakili oleh seluruh kolom, sedangkan nilai menengah dilambangkan dengan kolom mengambang. Kolom yang warna-kode untuk membedakan antara nilai-nilai positif dan negatif.
Berikut adalah contoh dari Waterfall Chart :
Candlestick Chart

Candlestick merupakan hasil penemuan seorang trader asal Jepang. Tujuan dari grafik ini sama seperti Bar Chart yaitu sama-sama menunjukkan informasi terkait harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan. Perbedaannya dengan Bar Chart terletak pada tampilannya. Candle chart divisualisasikan ke dalam bentuk batangan lilin agar penggunanya dapat lebih mudah membaca informasi terkait harga yang terjadi selama sesi tertentu.

Cara membaca Candlestick
Cara membaca candlestick sangatlah mudah daripada kita membaca harga melaui Bar Chart dan Line Chart. Candlestick berwarna putih adalah Candle bullish (naik), Sedangkan Candlestick berwarna hitam adalah Candle Bearish (turun).
Perhatikan bahwa pada candle itu ada yang disebut body atau badan, yaitu selisih antara harga open dan harga close, dan juga shadow (bayangan / ekor), yaitu selisih antara High / Low dan Open / Close. Panjang body dan shadow dalam analisis teknikal menggunakan Candlestick memiliki peranan yang sangat penting. Semakin panjang body dapat diartikan semakin jelas arah pasar yang terlihat melalui batang Candlestick. Semakin panjang shadow menunjukan semakin besar tekanan balik yang diberikan pasar atas trend yang tebentuk saat ini. Sebagai contoh kita lihat Candlestick yang buliish (Putih) yang semakin panjang bodinya mencerminkan bahwa tren naik sangatlah jelas terbentuk karena jarak antara open-close semakin jauh.

Dalam sebuah grafik candlestick, terkandung informasi sebagai berikut:
Open : Harga pembukaan dalam 1 batang candle tersebut
Close : Harga penutupan dalam 1 candle tersebut
High : Harga tertinggi dalam 1 candle tersebut (Upper Shadow)
Low : Harga terendah dalam 1 candle tersebut (Lower Shadow)
Keuntungan menggunakan Candlestick chart
• Candlestick chart gampang digunakan.

• Candlestick chart meiliki pola/pattern dengan nama-nama yang unik dan berbeda-beda.

• Candlestick chart sangat bagus untuk mengenali trend dari trend naik ke trend turun atau sebaliknya.

Rangkuman tentang Candlestick

• Jika harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan, maka candlestick ditampilkan secara transparan/warna putih (warna candle Bullish bisa disesuaikan selera anda).

• Jika harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan, maka candlestick ditampilkan dengan warna hitam (warna candle Bearish bisa disesuaikan selera anda.

• Bagian yang berwarna, entah itu putih/hitam disebut sebagai body candle/ batang candle. Garis vertical yang keluar dari body candle disebut sebagai shadow (bayangan) dan menampilkan harga tertinggi dan harga terendah.

• Harga tertinggi ditandai dengan ujung atas dari shadow, dan harga terendah ditandai dengan ujung bawah dari shadow.
Chart Waterfall hampir mirip sebenarnya dengan Candlestick Chart, hanya bedanya Candlestick Chart memiliki garis vertikal pada bagian tengah bar chartnya sedangkan untuk Waterfall tidak memiliki garis garis vertikal di tengah bar chartnya melainkan seperti tersambung setiap bagiannya dan melebar.
Contohnya seperti dibawah ini.
Waterfall chart akan sangat berguna sekali ketika kita mau mempresentasikan suatu hasil misalkan laporan laba tahun Y ketika dibandingkan dengan tahun X. Dengan Waterfall chart, kita akan langsung tahu faktor apa saja yg paling dominan yg berpengaruh terhadap perubahan (movement) dr suatu angka.

Waterfall Chart biasa digunakan untuk mengetahui efek dari faktor-faktor penyebab perubahan "initial value". Dari grafik ini bisa diketahu kontribusi masing-masing faktor sampai ke nilai akhir. Kontribusi dari faktor tersebut bisa berupa nilai negatif maupun positif. Jika faktor tersebut bernilai negatif maka akan mengurangi "initial value", begitu juga sebaliknya.

Berikut ini adalah contoh penggunaan Waterfall Chart:
Diketahui Target Produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga terdapat deviasi antara Target dengan Aktual. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan Target dengan Aktualnya diantaranya : Jumlah Alat, Availability Alat (jam ready for use dari alat), Utilisasi (jam alat tersebut digunakan), dan Produktivitas Alat.

Dari data tersebut Waterfall Chart-nya adalah sebagai berikut :
Dari target awal terdapat penambahan nilai (Gain) dari produksi dari jumlah alat sehingga nilainya menjadi naik. Nilai tersebut dikurangi dengan availability alat (Loss) karena tidak sesuai dengan target. Begitu seterusnya untuk utilisasi dan produktivitas, sehingga didapat nilai aktual.


Waterfall Chart yang menunjukkan analisis profitabilitas.
Analisis persediaan menggunakan grafik waterfall
2.4 Metode Penelitian
Metode penelitian dalam pembuatan buku ini adalah study pustaka, dan study surfing di internet dimana dalam hal ini penulis mencari materi tentang teknik-teknik tentang membuat chart, kemudian penulis mencoba mengaplikasikannya dalam membuat chart dengan Google API.

2.5 Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran singkat tentang pokok pembahasan penulisan ini, Penulis akan menguraikannya dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar